Kamis, 22 September 2011

Koran ID, Edisi Rabu (21/9/2011)

Penataan Pelabuhan Tanjung Priok Harus Dipercepat

JAKARTA-Pelaku usaha meminta program penataan dan perluasan areal penumpukan petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok dipercepat. Kongesti di pelabuhan paling sibuk di Indonesia itu sebenarnya bukan karena kurangnya terminal atau dermaga tapi akibat rendahnya kapasitas penumpukan.

Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) yang juga Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor-impor Kadin Indonesia Toto Dirgantoro mengatakan, saat ini yang terpenting bagi pengelola pelabuhan adalah melanjutkan program penataan dan perluasan areal penumpukan ketimbang meributkan pembangunan Pelabuhan Kalibaru.

Toto mengatakan, program penataan lahan pelabuhan Priok yang dimulai sejak 2008 berjalan lamban karena sejumlah fasilitas lahan yang seharusnya untuk penumpukan petikemas saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Luasnya areal penumpukan bukan hanya memperlancar kegiatan keluar masuk barang tapi juga aktivitas bongkar-muat barang ke kapal.

"Lapangan penumpukan yang terbatas berpengaruh langsung terhadap sandar kapal, serta memicu biaya tinggi. Karena semakin lama kapal di pelabuhan akan semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran. Penataan lapangan penumpukan Priok sudah menjadi program mendesak," ujar Toto, di Jakarta, Selasa (20/9).

Depalindo juga mengusulkan perluasan wilayah pabean Tanjung Priok hingga ke Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda untuk menghindari terjadinya kepadatan penumpukan petikemas di lini 1 pelabuhan. PT Pelindo II maupun pengelola terminal petikemas harus menambah lokasi lapangan penumpukan dengan melakukan ekspansi besar-besaran. Salah satu lokasi yang masih memungkinkan saat ini ada di kawasan Marunda dengan areal sekitar 90 hektare (ha).

Menurut Toto, lokasi lapangan di Marunda itu bisa dijadikan sebagai kepanjangan tangan terminal lini 1 Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga biaya relokasi petikemas tidak dibebankan kepada pemilik barang. Secara resmi, Depalindo sudah menyampaikan usulan perluasan wilayah pabean Pelabuhan Priok hingga ke Marunda itu kepada Sekretaris Kabinet.

Toto menambahkan, penataan lainnya yang mesti dilakukan di Pelabuhan Priok adalah menyatukan operasional Jakarta International Container Terminal (JICT) dan TPK Koja, supaya pelabuhan Tanjung Priok mampu berperan sebagai pelabuhan pengumpul (Hub). Hingga kini, Pelabuhan Priok masih berperan sebagai pelabuhan pengumpan (feeder) menyusul minimnya kapal ukuran besar (mother vessel) yang bersedia memanfaatkan fasilitas pelabuhan tersebut. (ari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar