Jumat, 28 Januari 2011

PENUMPANG LION AIR MASIH TERATAS AirAsia Menyalip Garuda


Oleh Tri Listiyarini


JAKARTA -- Maskapai penerbangan Lion Air kembali menempati urutan pertama dalam raihan penumpang udara untuk rute domestik tahun 2010. Dengan begitu, Lion Air selama tiga tahun berturut-turut berhasil mempertahankan peringkat tersebut.

Lion Air menguasai 42% pangsa pasar penerbangan rute domestik 2010 dengan raihan sebanyak 17.798.685 orang penumpang. Pada 2009, Lion Air menguasai 30,7% pangsa pasar yang sama dengan 13.500.000 penumpang. Pada 2008, maskapai itu juga menguasai pangsa pasar dalam negeri hingga 24,4% dengan 9.147.000 orang.

Sementara itu, maskapai Indonesia AirAsia (IAA) pada 2010 berhasil menyalip posisi Garuda Indonesia untuk raihan penumpang rute internasional. IAA menguasai 39% pangsa pasar rute internasional dengan raihan 2.228.029 orang. Peringkat dua Garuda Indonesia dengan 2.215.815 orang atau mencapai 38% pada pangsa pasar yang sama. Padahal, pada 2009,, Garuda Indonesia adalah jawaranya dengan penguasaan 44,74% atau 2.210.000 orang.

Total penumpang pesawat udara tahun 2010, berdasarkan data sementara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang diperoleh Investor Daily, Kamis (27/1), mencapai 48.121.836 orang. Rinciannya, penumpang rute domestik mencapai 42.373.555 orang dan rute internasional mencapai 5.728.281 orang.

Data itu menyebutkan, untuk rute domestik, setelah Lion Air di peringkat teratas berturut-turut diikuti, Garuda Indonesia yang berhasil mengangkut penumpang 9.016.264 orang atau menguasai pangsa pasar 21%, Sriwijaya Air 5.131.875 orang (11%), Batavia Air 3.305.050 orang (8%), dan Mandala Airlines 2.189.869 orang (5%).

Untuk rute internasional, Indonesia AirAsia dan Garuda Indonesia bersaing ketat. Indonesia AirAsia menguasai hingga 39% dengan raihan penumpang 2.228.029 orang, disusul Garuda Indonesia hingga 38% dengan penumpang 2.215.815 orang, diikuti Lion Air hingga 13% dengan penumpang 764.537 orang.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bhakti Singayudha Gumay mengungkapkan, kemampuan Lion Air mempertahankan penguasaan pangsa pasar domestik karena dua hal. Pertama, Lion Air terus menambah jumlah pesawat yang dioperasikan. Kedua, masyarakat lebih memilih Lion Air karena menerapkan konsep low cost carrier (LCC) yang berkorelasi pada tarif penerbangan yang lebih terjangkau.

"Lion Air pesawatnya terus bertambah, masyarakat juga lebih memilih maskapai ini karena tarifnya terjangkau bagi masyarakat yang memang tak terlalu mementingkan layanan tertentu," ungkap Herry kepada Investor Daily, tadi malam.

Herry Bhakti mengungkapkan, hal yang sama juga terjadi pada penerbangan internasional. IAA sebagai maskapai berbiaya murah alias LCC menjadi pilihan masyarakat yang sekadar ingin terbang ke luar negeri. Dengan tarif yang rendah, memungkinkan masyarakat bepergian ke luar negeri dengan cepat, tanpa memikirkan fasilitas layanan.

Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Edward Alexander Silooy menambahkan, posisi Lion Air yang bertahan lebih dari tiga tahun karena maskapai itu berani melayani rute-rute penerbangan domestik yang belum dilayani maskapai lain. Itu dilakukan Lion Air di semua rute yang kini dilayani oleh maskapai tersebut.

"Ibaratnya, Lion itu yang babat hutan. Ada kecenderungan Indonesia bagian timur kini tergantung dengan Lion Air. Lihat saja untuk rute Jakarta-Ambon, dia yang pertama kali baru maskapai lain mengikutinya," ungkap dia.

Dirut Lion Air Edward Sirait menjelaskan, sepanjang Januari-Desember 2010, raihan penumpang domestik Lion Air mencapai 20 juta orang. Pencapaian itu tidak lepas dari upaya perusahaan untuk terus menguasai pangsa pasar penerbangan domestik dengan tetap konsisten di kelas layanan minimum alias LCC.

"Sepanjang 2010, kami meraih penumpang di rute penerbangan domestik hingga 20 juta orang, naik dari tahun-tahun sebelumnya," kata dia.

Garuda Pendapatan Tertinggi
Pengamat industri dan bisnis penerbangan Dudi Sudibyo mengungkapkan, kendati raihan penumpang Lion Air dan IAA jauh lebih tinggi, dipastikan pendapatan Garuda Indonesia lebih tinggi. Sebagai maskapai satu-satunya dengan layanan maksimum (full services), Garuda berpotensi meraih pendapatan tinggi (high yield).

"Dengan layanan maksimum maka potensi pendapatan Garuda tinggi karena bisnis ini high yield. Kelas penerbangan ini dipilih masyarakat menengah ke atas yang ingin terbang dengan kenyamanan dan layanan prima, berapa pun biaya akan dibayar," ungkap dia.

Menurut Dudi, kalau Lion Air berada di posisi teratas itu sangat wajar. Pasalnya, Lion Air telah dari 10 tahun berpijak di kelas LCC dengan membidik masyarakat kelas bawah. Dengan strategi itu, memberi peluang semua orang bisa terbang dan sampai di tujuan. Kondisi itu yang membuat orang memilih terbang dengan Lion Air.

Khusus rute internasional, kata dia, kemampuan IAA menggeser Garuda itu wajar saja. Karena IAA memang lebih agresif terbang ke rute internasional ketimbang domestik. Namun ke depan bisa jadi pangsa pasar internasional kembali diraih Garuda. Pasalnya, dengan strategi IAA membuka hub di Medan justru menyebabkan masyarakat enggan terbang ke luar negeri dengan IAA, kecuali orang tersebut memiliki keperluan tertentu di Medan.

Peringkat Penumpang dan Penguasaan Pasar

n Rute Domestik

1.Lion Air 17.798.685 orang 42%
2.Garuda Indonesia 9.016.264 orang 21%
3.Sriwijaya Air 5.131.875 orang 11%
4.Batavia Air 3.305.050 orang 8%
5.Mandala Airlines 2.189.869 orang 5%

n Rute Internasional

1.Indonesia AirAsia 2.228.029 orang 39%
2.Garuda Indonesia 2.215.815 orang 38%
3.Lion Air dengan 764.537 orang 13%
4.Batavia Air 201.055 orang 3,5%
5.Sriwijaya Air 125.754 orang 2,19%

Sumber : Kementerian Perhubungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar