Rabu, 01 Juni 2011

Angkutan KA Siap AmbilAlih Pengangkutan Kontainer

Oleh Tri Listiyarini

JAKARTA-Pemerintah berupaya memaksimalkan peran angkutan kereta api (KA) untuk pengangkutan kontainer. Salah satunya dengan menggenjot terealisasinya jalur-jalur KA yang menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Jalur KA yang segera terealisasi adalah dari pelabuhan kering (dry port) Cikarang menuju Pelabuhan Priok yang ditargetkan beroperasi Juli 2011. Dengan begitu, sedikitnya 40% kontainer yang lalu lalang dari Cikarang ke Priok dan sebaliknya bisa menggunakan jalur itu.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Tundjung Inderawan mengungkapkan, pihaknya memiliki komitmen tinggi untuk mengalihkan pengangkutan kontainer dengan truk menjadi dengan angkutan KA. Keuntungan penggunaan angkutan KA tak hanya murah, tepat waktu, namun juga lebih ramah terhadap lingkungan.

"Kami sudah lama ingin agar kontainer di bawa saja dengan KA, kalau dengan truk kan merusak jalan, membuat macet, dan timbul polusin. Pertengahan tahun ini, pengalihan itu sudah mulai bisa terealisasi," kata dia, di sela pelantilan pejabat eselon -II di lingkungan Kemenhub, di Jakarta, Selasa (24/5).

Pernyataan Kemenhub itu menanggapi pernyataan bila pembatasan truk kontainer di jalan tol terus dilanjutkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Pembatasan dilakukan pukul 05.00-22.00 setiap harinya.

Dalam mewujudkan rencana itu, Kemenhub memiliki dua program, yakni jangka pendek dan menengah/panjang. Untuk jangka pendek, Kemenhub akan menyelesaikan jalur KA dari Dry Port Cikarang ke Stasiun Pasoso, Tanjung Priok. Pada Juni akan dilakukan soft launching dan pada Juli diresmikan pengoperasiannya, atau mundur dari target semula April.

"Untuk jalur ini memang belum bisa langsung ke dermaga milik JICT (PT Jakarta International Container Terminal), karena masih ada kendala lahan di areal makam Mbah Priok. Tapi kami yakin bisa tuntas tahun ini. Ini yang membuat angkutan KA ke Pelabuhan Priok ada double handling," ungkap dia.

Menurut dia, jalur KA dari Stasiun Pasoso ke dermaga tidak bisa berbelok, sehingga pembangunan lorong KA 1, 2, 3, harus menunggu tuntasnya penyelesaian negosiasi lahan Mbah Priok. Padahal, pembangunan jalur KA baru sepanjang 3 kilometer (km) itu sudah mendapatkan anggaran Rp 60 miliar dari Ditjen Perkeretaapian Kemenhub sejak dua tahun lalu.

Selanjutnya, kata Tundjung, untuk program jangkah menengah/panjang maka Kemenhub akan memperkuat jalur KA eksisting dengan menyelesaikan pembangunan jalur ganda (double track) utara Pulau Jawa dari Jakarta hingga Surabaya. Hingga saat ini, jalur ganda dari Jakarta hingga Cirebon sudah tuntas, selanjutnya dari Tegal hingga Pekalongan tuntas tahun ini, dan dari Pekalongan, Semarang, hingga Surabaya sepanjang 300-an km akan tuntas dua tahun depan ke depan.

Kesiapan Sarana
Menurut Tundjung, agar pengangkutan kontainer bisa beralih ke angkutan KA tak hanya perlu kesiapan jalur KA atau prasarana, tapi juga sarana KA yang dioperasikan PT KA. Sejauh ini, PT KA sudah menyatakan kesiapannya untuk menambah sarana guna menerima pengalihan pengangkutan kontainer.

"Kami yakin PT KA siap menambah sarana, PT KA sedang investasi besar-besaran untuk menambah sarana guna menggenjot volume angkutan barang, kami respon positif hal tersebut," ungkap dia.

Lebih jauh Tundjung mengatakan, yang menjadi titik lemah dari pengangkutan kontainer dengan angkutan KA adalah belum bersaingnya angkutan KA dengan angkutan truk. Selama ini, angkutan KA mengonsumsi bahan bakar non-subsidi dan dikenai PPn 10% dari tarif pengangkutan, sebaliknya angkutan truk tidak sama sekali.

"Daya saing jadi turun, itu kenapa angkutan KA untuk kontainer dibilang mahal. Ini yang sedang diupayakan di tingkat Menko Perekonomian bagaimana menciptakan perlakuan sama antara angkutan KA dan truk, apa nanti yang dipakai sistem di KA atau malah truk. Kalau ada perlakuan sama, meski ada double handling di Stasiun Pasoso maka angkutan KA tetap lebih murah," kata dia.

Saat ini, total jumlah truk kontainer yang beroperasi Pelabuhan Tanjung Priok sekitar 30 ribu unit. Yang lalu lalang ke arah timur sekitar 80% atau sekitar 24 ribu unit. Dari jumlah 24 unit itu, sekitar 40% lalu lalang ke arah Kawasan Industri Jababeka Cikarang atau sekitar 9.600 unit.

Direktur Utama PT KA Ignasius Jonan mengungkapkan, program pengalihan pengangkutan kontainer dari truk ke angkutan KA sudah masuk dalam program kerja perseroan untuk menggenjot volume angkutan barang. Karena itu, PT KA pun menambah sarana KA.

"Untuk di Pulau Jawa saja, kami investasi Rp 2,5 triliun dari total investasi sarana KA barang Rp 6 triliun untuk 2011-2014. Dana Rp 2,5 triliun untuk pengadaan 100 lokomotif dan pengadaan 1.200 gerbong PPWC (gerbong kontainer)," ungkap Jonan, kemarin.

Direktur Komersial PT KA Sulistyo Wimbo Hardjito mengungkapkan, penggunaan bahan bakar non-subsidi dan pengenaan PPn 10% membuat angkutan KA kurang bersaing dengan angkutan truk. Karena persoalan itu pula, PT KA terpaksa mengenakan biaya tambahan (surcharge) untuk pengangkutan kontainer per 1 April 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar