Kamis, 02 Juni 2011

Rp 500 Miliar untuk Jalur KA Sei Mangkei

JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengalokasikan dana Rp 500 miliar untuk pembangunan jalur rel kereta api (KA) di Kuala Tanjung. Jalur KA itu mendukung konektivitas di kawasan industri Sei Mangkei, salah satu proyek prioritas dalam program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diluncurkan Presiden SBY pada 27 Mei 2011.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengungkapkan, untuk merealisasikan 17 proyek prioritas dalam MP3EI senilai Rp 190 triliun pada 2011-2025, kemenhub selaku kementerian teknis berkewajiban menciptakan konektivitas, baik yang bersifat intra-island, intra-nasional, maupun internasional. Konektivitas itu dijabarkan pada transportasi darat, laut, maupun udara, guna meningkatkan pusat-pusat ekonomi di wilayah koridor ekonomi.

"Jadi pelaksana untuk membangun koridor ekonomi adalah BUMN dan swasta, Kemenhub bertugas menyediakan konektivitas," kata Bambang, di Jakarta, Jumat (27/5).

Menurut Wamenhub, dari 17 proyek prioritas MP3EI, proyek Sei Mangkei adalah proyek awal yang mendapat dukungan Kemenhub. Oleh pemerintah, Sei Mangkei akan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan basis industri sawit. Nantinya, di Sei Mangkei tak hanya dijadikan produsen sawit yang kemudian dieskpor, namun juga diproduksi produk turunan sawit.

"Untuk konektivitas di Sei Mangkei akan dibangun jaringan jalur KA dan pelabuhan. Total investasi awal untuk pengembangan Sei Mangkei Rp 2,5 triliun. Sedangkan untuk pendukung transportasinya, tahap awal butuh Rp 990 miliar, Rp 500 miliar dari Kemenhub untuk bangun jalur KA baru," ungkap dia.

Data Kemenhub menyebutkan, dana awal pembangunan infrastruktur transportasi di Sei Mangkei butuh Rp 990 miliar, yakni Rp 540 miliar untuk kembangkan jalur KA dan Rp 450 miliar untuk pengembangan pelabuhan oleh PT Pelindo I. Dari dana Rp 540 miliar, Rp 40 miliar untuk pengembangan jalan akses KA ke Pelabuhan Kuala Tanjung yang ditanggung PT PN III dan PT KA. Sedangkan Rp 500 miliar dari Ditjen Perkeretaapian Kemenhub untuk membangun jalur KA baru dari Stasiun Bandar Tinggi-Pelabuhan Kuala Tanjung sepanjang 18,25 kilometer (km) mulai tahun ini.

Sementara itu, kebutuhan biaya Rp 450 miliar akan ditanggung PT Pelindo I untuk mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung. Selanjutnya, PT Pelindo I juga akan membangun Terminal Transhipment Container di Kuala Tanjung yang kini masih dilakukan proses studi dan kebutuhan dananya belum bisa dipastikan.

"Jadi di Kuala Tanjung juga perlu dibangun terminal transhipment container, tak hanya sekedar pelabuhan curah cair. Ini juga diperlukan karena Pelabuhan Belawan tak mencukupi untuk menampung kontainer dari Sei Mangkei," kata Bambang.

Secara terpisah, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, untuk mendukung pengembangan kawasan Sei Mangkei, Kementerian PU akan membantu infrastruktur jalan dari Sei Mangke ke Pelabuhan Kuala Tanjung. “Ada jalan sepanjang 3 kilometer milik pemerintah daerah yang kondisinya sangat jelek dan kami akan memperbaikinya,” kata dia.

Garuda Hub Makassar
Dalam kesempatan itu, Bambang Susantono mengatakan, selain pengembangan Sei Mangkei, salah satu dari 17 proyek prioritas MP3EI lainnya adalah pembukaan hub Garuda Indonesia di Makassar. Dengan begitu, diharapkan kawasan timur Indonesia bisa lebih maju dan berkembang ke depannya.

"Memang Garuda juga menjadi salah satu BUMN yang ikut mendukung program MP3EI. Garuda akan buka hub penerbangan di Makassar, nanti ada rute penerbangan nasional dan internasional Garuda dari Bandara Sultan Hasanuddin," kata dia.

Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk Elisa Lumbantoruan mengatakan, pihaknya akan menambah hub dengan menjadikan Makassar sebagai lokasi ketiga setelah sebelumnya Jakarta dan Denpasar menjadi tempat home base armada dan kru dari BUMN itu.

“Mulai 1 Juni 2011, Garuda akan menambah hub dengan memilih Bandara Sultan Hasanudin (Ujungpandang) sebagai lokasi ketiga. Selama ini hub dari perseroan ada di Cengkareng (Jakarta) dan Denpasar (Ngurah Rai),” kata dia.

Dijelaskannya, tujuan untuk menambah hub karena perseroan ingin mengembangkan kapasitas dan frekuensi di Indonesia Timur, serta mendukung pengembangan koridor ekonomi yang dicanangkan oleh pemerintah. Untuk tahap awal, Garuda akan menempatkan dua pesawat Boeing 737-500 di Ujungpandang dengan target 12 jam aircraft utilization untuk masing-masing pesawat.(ari/imm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar